Monday, March 29, 2010

Problem dari Histrografi Islam Asia Tenggara

Dalam menyatakan sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara, sedikit medapatkan kesulitan. hal ini dikarenakan tradisi Asia Tenggara yang lebih suka menyampaikan sejarah-sejarah dalam Lisan. hampir tidak ada sejarah yang di tulis dalam bentuk tulisan. maka dari it sangat susah sekali mendeskripsikan sejarah Asia Tenggara mengenai waktu & tempat yang kongkrit.

oleh karena itu kita bersandarkan pada suber-smber sejarah tertulis yang berupa

1. Catatan para pelancong
orang asing yang datang berknjung (melancong) ke Indonesia cendrung mencatat kejadian-kejadian/sejarah yang ada pada Indonesia.
namun kelemahannya : catatan-catatan tesebut masih minim atau masih sedikit. catatannya pun tidak membahas secara mendetail.

2. Catatan-Catatan Sejarah Kolonial

catatan-catatan tersebut berupa annual report yang memberi info lebih baik dari pada catatan-catatan para pelancong. dan catatan tersebut juga selalu update setiap tahunnya.
namun kelemahannya: Belanda membuat annual report pada daerah capital (ibu kota) saja. Belanda tidak mengunjungi daerah-daerah terpencil/pedalaman. jadi tidak dapat mencover keseluruhannya.

3. Hasil Penelitian Orang Barat

Antropolog (orang yang ditugaskan untuk meneliti kebudayaan suatu daeah) diturunkan untuk mempelajari kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Antropolog menetap di daerah-daerah terpenil,sehingga data yang di dapat terperinci.
contoh Antropolog : Winstead merupakan antropolog di Malaysia
Clifford Geertz merpakan antropolog dari Jerman yang meneliti Indonesia
kekurangannya : sering sekali orang barat memandang Islam dari kaca mata pandang yang ada dari mereka. sehingga barat memandang Islam Asia Tenggara secara PEYORATIF.

PEYORATIF : Makna yang mengecilkan/tidak yang sebenarnya.

contohnya: pandangan barat family itu adalah ibu, ayah, dan anak. jadi paman, bibi dll tidak termasuk faimly (core family)
contoh lain, dalam pandangan barat, budaya gotong royong tidak ada. maka mereka akan memandang bahwa rakyat Indonesia mau bekerja tanpa dibayar. padahal makna sebenarnnya adalah bekerja sama saling membantu walaupun tanpa di bayar rakyat Indonesia tetap mau bekerja bergotong royong.

Lalu mereka (orang barat) melakukan ORIENTALIZM
Oriental : kajian tentang ketimuran
Orientalizm : semangat untuk mengetahui budaya Asia Tenggara namun mengajari bahkan ingin menguasai.

No comments:

Post a Comment